5 Pemain Indonesia Merumput di Luar Negeri Meraih Prestasi

5 Pemain Indonesia Merumput di Luar Negeri Meraih Prestasi  – Merumput di negeri sendiri jelas membuat pesepak bola, khususnya dari Indonesia memiliki banyak pengalaman. Terlebih lagi, pemain Indonesia bisa menciptakan prestasi di luar negeri. Selain soal prestasi, nominal gaji pun menjadi sorotan. Maksudnya, bayaran pemain sepak bola di luar negeri memang relatif lebih tinggi daripada di liga lokal.

Pemain Indonesia yang merumput di luar negeri memang bukanlah suatu hal yang asing, namun dianggap sebagai sebuah prestasi oleh publik sepak bola Indonesia. Seperti yang kita ketahui, Indonesia memiliki dua talenta pemain sepak bola dari sabang hingga merauke yang mampu mengharumkan nama Indonesia di kancah internasional.

 

Lagipula, liga luar negeri yang lebih kompetitif, membuat pemain dapat berkembang dengan cepat, baik dari segi fisik, teknik, dan mental. Jika terus mengasah kemampuan, tak mungkin bila pemain Indonesia merumput di luar negeri ini bisa membela klub top dunia, atau membela Tim Nasional (Timnas) Indonesia suatu hari nanti.

5 Pemain Indonesia Meraih Prestasi di Luar Negeri

Dalam beberapa tahun terakhir, mulai muncul bibit-bibit sepak bola tanah air yang mencoba peruntungannya di luar negeri. Rata-rata pesepak bola Tanah Air yang berkarier di luar negeri biasanya berada pada usia emas. Pesepakbola yang terpilih tentunya memiliki potensi yang besar hingga bisa merumput ke luar negeri. Terdapat beberapa pemain indonesia yang merumput diluar negeri dan sangat berprestasi sebagai berikut :

  • Syahrian Abimanyu (Rp3 Miliar)

 

Karier Syahrian dua tahun ke belakang bisa dibilang cukup moncer. Setelah berhadapan dengan Madura United selama dua musim, gelandang muda  Timnas Indonesia  ini mendapat kesempatan untuk mencicipi Liga Australia. Setelah dipinjamkan ke klub Malaysia, Johor Darul Ta’zim, pada Desember 2020 lalu, pemain berusia 22 tahun itu dipinjamkan ke klub Australia, Newcastle Jets. Di sana, pemain berpostur 171cm itu telah mencatat tiga penampilan.

  • Saddil Ramdani (Rp4,2 Miliar)

 

Sabah FA baru saja datang dari Bhayangkara FC pada Februari 2021. Belum genap tujuh musim membela The Rhinos, penyerang sayap itu menunjukkan penampilan yang menjanjikan. Ketiga, ia telah mengoleksi sepuluh penampilan dan mencetak tiga gol. Atas penampilannya yang mengesankan, langganan baru Timnas Indonesia tersebut dikabarkan telah diperpanjang kontraknya oleh Sabah FA.

  • Asnawi Mangkualam (Rp6 Miliar)

 

Asnawi resmi bergabung dengan klub asal Korea Selatan, Ansan Greeners, pada Februari 2021. Dia dikontrak selama satu musim dengan opsi perpanjangan. Meski baru beberapa bulan di sana, bek kanan Timnas Indonesia ini telah mencatat lima penampilan dengan satu assist. Catatan itu sebenarnya cukup bagus, pertanda pemain berusia 21 tahun itu diberikan kepercayaan lebih oleh klub Liga 2 Korea Selatan tersebut.

  • Yanto Basna

 

Yanto Basna merupakan bek timnas Indonesia yang saat ini bermain di kasta teratas Liga Thailand (Thai League 1). Pemain berusia 25 tahun ini telah bermain di Thailand sejak 2018. Ia telah bergabung dengan PT Prachuap. Sebelumnya ia bermain untuk Khon Kaen FC dan Sukhotau FC. Eks pemain Persib Bandung itu telah mencatat 13 pertandingan di Thai League 1.

  • Egy Maulana Vikri

 

Pemain Timnas U-22 Indonesia, Egy Maulana Vikri, beraksi pada laga Grup B SEA Games 2019 melawan Brunei. Egy Maulana Vikri telah bermain di klub Polandia, bersama Lechia Gdansk sejak 2018. Pemain berusia 19 tahun itu beberapa kali masuk dalam skuad Lechia Gdansk kala berlaga. Akan tetapi ia baru mencatat satu kali penampilan di kompetisi Ekstraklasa. Menurut Transfermarkt, Kontrak Egy Maulana akan berakhir pada 30 Juni 2021.

Alasan  Pemain Indonesia Merumput di Luar Negeri

Bermain sepak bola untuk timnas mungkin menjadi salah satu pencapaian penting bagi setiap pesepakbola, terutama di negara dengan budaya sepak bola yang sangat kental seperti Inggris, Jerman, Spanyol, Argentina, Italia ataupun negara-negara lainnya. Selain meningkatkan kebanggaan nasional, tentu saja dapat meningkatkan nilai seorang pemain ketika dipanggil oleh tim nasional.

Fenomena pemain Indonesia ke luar negeri untuk bermain sepak bola dimulai pada tahun 1974. Adalah Iswadi Idris yang mengawali karirnya di luar negeri bersama klub Liga Australia Western Suburbs. Selama satu musim di 1974/1975, legenda sepak bola Indonesia ini tampil sebagai pilar klub.

Sebuah tawaran yang lebih baik untuk persepakbolaan darat-air: mengirim pesepakbola untuk bermain di kompetisi di luar-air sebagai sarana transfer ilmiah, untuk kemudian memberi dampak positif pada kompetisi, terutama tim nasional sebagai tujuan akhir pembinaan.

Scroll to Top